ASSALAMU'ALAIKUM WAROHMATULLAHI WABAROKAATUH ...

Daftar Isi My Blog

9.4.19

KHUTBAH JUM'AT-HIKMAH ISRA' MI'RAJ NABI MUHAMMAD SAW


HIKMAH ISRA MI’RAJ NABI MUHAMMAD SAW
Oleh: Ust. Sonin, S.Pd.I., M.Pd.I.

اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ أَسْرَى بِعَبْدِهِ لَيْلا مِنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ إِلَى الْمَسْجِدِ الأقْصَى
، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ لاَ نَبِيَّ بَعْدَهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَ هُدَاهُ. أَمَّا بَعْدُ؛ فَيَا عِبَادَ اللهِ، أُوْصِيْكُمْ بِتَقْوَى اللهِ، فَقَالَ اللهُ تَعَالَى: يَاأَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ.
Hadirin Jama’ah Jum’at Rahimakumullah…….
Dalam kesempatan khutbah ini kami mengajak jama’ah Jum’at untuk senantiasa mengucapkan paja dan puji syukur khadirat Allah Swt yang maha Agung, maha besar, maha kaya, maha kuasa, maha bijaksana, maha adil dan maha segala-galanya. Atas kemahaan_nya itulah mengingatkan kita akan kesempurnaan-Nya sebagai sang pencipta yang mengatur apa-apa yang ada dijagat raya ini, dan semuanya atas Irodah-Nya sehingga kitapun insyaAllah bisa melaksanakan shalat Jum’at berjema’ah di Masjid ini. Karena itupula maka sudah sepantasnya kita untuk senantiasa meningkatkan ketaqwaan kita kepada-Nya kapanpun dan dimanapun kita berada tanpa terkecuali dalam kondisi apapun kita terus meningkatkan ketaqwaan kepada Allah Swt. Sebab tidak ada alasan bagi kita untuk menjauhi-Nya bukankan Allah Swt mengatakan bahwa



“ Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku”(QS. Adz –Dzariyat: 56 )

Pada ayat di atas menjelaskan bahwa kita di ciptakan oleh Allah Swt hanya untuk menyembah-Nya, dan  untuk mendekatkan diri kita kepadanya yakni dengan cara menyembahnya secara totalitas. Sehingga membentuk diri kita menjadi manusia yang bertaqwa kepada-Nya dengan sebenar-benar taqwa Karen_a senantiasa untuk berusaha mengerjakan apa yang diperintahkan dan menjauhi apa-apa yang dilarang-Nya sebagai bukti penyerahan diri atau penghambaan diri secara totalitas.
Selanjutnya khatib juga mengajak para hadirin untuk senantiasa bersholawat kepada Nabi Muhammad Saw, karena berkat perjuangan beliaulah kita bisa menyembah Allah Swt sebagai sesembahan yang memang benar-benar layak untuk disembah. Artinya dengan petunjuk kebenaran yang beliau bawa sehingga kita tidak salah dalam menghambakan diri yakni menyembah kepada Sang Kholiq bukan Makhluk. Untuk itu mari kita senantiasa bershalawat kepada beliau semoga beliau juga bisa memberikan syafaatnya di yaumul akhir nanti, sebagai pembuktian diri kita bahwa diri kita benar-benar ummat Nabi Muhammad Saw.
Hadirin Jama’ah Jum’at Rahimakumullah…….
Di dalam siroh Nabawiyah bulan rajab ini merupakan bulan yang didalamnya terdapat peristiwa yang luarbiasa terjadi kepada Nabi Muhammad Saw, sehingga peristiwa tersebut tercantum dalam kitab suci Al Qur’an Surat Al Isra’ ayat 1 yang berbunyi:
سُبْحَانَ الَّذِي أَسْرَى بِعَبْدِهِ لَيْلا مِنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ إِلَى الْمَسْجِدِ الأقْصَى الَّذِي بَارَكْنَا حَوْلَهُ لِنُرِيَهُ مِنْ آيَاتِنَا إِنَّه هُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ


Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil haram ke Al Masjidil aqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat. [QS Al-Isra’ : 1]
Peristiwa Isra Mi’raj ini merupakan peristiwa yang merupakan satu istilah untuk menggambarkan dua kejadian penting. Peristiwa ini menggambarkan perjalanan Nabi dalam satu malam yang melakukan perjalanan dari Makkah ke Baitul Maqdis atau dikenal Isra’ (perjalanan) dan dilanjutkan Mi’raj (naik) ke “Sidratul Muntaha” (satu tempat di atas langit ketujuh) yang dikenal dengan Mi’raj, sehingga disebut Isra’ Mi’raj.. Pada peristiwa inilah Nabi Muhammad SAW mendapat perintah menunaikan salat lima waktu.
Peristiwa ini merupakan pengalaman spiritual seorang hamba yang susah untuk bisa diterima secara rasional-materialistik. Peristiwa Isra Mi’raj merupakan salah satu mukjizat Nabi sebagaimana mukjizat lainnya yang susah diterima akal biasa. Mukjizat merupakan penegasan kebenaran seorang Nabi sebagai kejadian di luar kebiasaan manusia biasa. Penerimaan mukjizat tidak murni akal, tetapi membutuhkan keimanan untuk mempercayainya. Karena itu sebagai bukti bahwa Nabi Muhammad Saw sebagai nabi yang mendapatkan wahyu, yang tentunya sangat jauh berbeda dengan manusia biasa, sehingga peristiwa-peristiwa yang dialamipun sangat luar biasa.

Hadirin Jama’ah Jum’at Rahimakumullah…….
Hikmah terpenting dari peristiwa Isra Mi’raj itu adalah keistimewaan perintah shalat lima waktu; persitiwa ini langsung diterima Nabi Muhammad SAW. Coba kita lihat bagaimana beliau mendapatkan kesempatan mengarungi cakrawala, menembus langit tingkat demi tingkat sampai tingkat yang tertinggi yakni pada lapisan ketujuh , bahkan beliau sampai kepada suatu tempat dimana para malaikat sendiri tidak mampu menembusnya yaitu Mustawa, sehingga beliau terpaksa berpisah dengan Malaikat Jibril yang menjadi pengantarnya. Di Mustawa inilah beliau berjumpa dengan Allah Swt untuk menerima perintah shalat secara langsung. Ini membuktikan bahwa betapa pentingnya shalat lima waktu.
Ini mengandung hikmah bahwa dengan peristiwa isra’ mi’raj ini Allah Swt memberikan jalan sebagai media untuk mencapai kesalehan spiritual individual dalam hubungannya dengan Allah (Hamblummin Allah). Hikmah berikutnya melalui pengamalan perintah shalat yang sesui dengan perintah-perintah yang diberikan maka akan menguatkan hubungan sosial. Hal ini sebagaimana Firman Allah Swt dalam ayatnya sebagai berikut,




“Dan dirikanlah shalat, sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar” (QS al-Ankabut: 45).
Ayat di atas mengandung pengertian adanya perintah shalat, dan shalat tersebut  akan membersihkan diri kita dari sifat-sifat tercela, hal ini tentu dapat dilihat dari benar atau tidaknya kita melakukan shalat, sebab dalam shalat tersimpul suatu penyerahan mutlak seorang hamba kepada Khaliq-Nya sebagaimana dalam ikrar yang senantisa kita ucapkan pada setiap shalat, dan inipun termaktub dalam Q.S. Al – An’am ayat 162
قُلْ إِنَّ صَلَاتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ
Katakanlah: “Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah Tuhan semesta alam”.
Jama’ah Jum’at yang IsnyaAllah dirahmati Allah …….
Mafhum dari kedua ayat di atas bahwa hendaknya kita mengerjakan shalat dengan ikhlas tanpa menyekutukan-Nya dengan apapun, mendahulukan dan mengutamakan apa-apa yang diperintahkan-Nya, yang disenangi-Nya, artinya Allah Swt di atas segala-galanya. Coba kita lihat bagaimana perumpamaan seorang kekasih dalam memenuhi kebutuhan orang yang ia cintai? bagaimana ia  mengutamakan kebutuhan orang yang ia cintai? Bagaimana motivasi dan keras upayanya untuk membahagiakan  orang yang ia cintai?, bagaimana berharganya orang yang ia cintai?, bahkan terkadang lebih berharga dari dirinya sendiri. Orang seperti ini digambarkan oleh Allah Swt dalam QS Al Baqarah : 165, yang bunyinya.
Dan diantara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. adapun orang-orang yang beriman amat sangat cintanya kepada Allah”. (QS Al Baqarah : 165)

Ayat di atas menggambarkan tingkat keimanan seseorang, apakah dia beriman secara sempurna atau tidak sempurna, atau bahkan tidak beriman sebagaimana Nabi Muhammad Saw mengatakan, bahwa orang yang mencintai sesuatu melebihi kecintaannya pada Allah dan Rasul-Nya, adalah orang yang tidak beriman. Rasulullah Saw bersabda:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ فَوَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ لَا يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى أَكُونَ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِنْ وَالِدِهِ وَوَلَدِهِ – متفق عليه
Dari Abu Hurairah ra, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Demi Zat yang jiwaku berada di tangan-Nya, tidak beriman salah seorang diantara kalian, hingga aku lebih dicintainya daripada orang tuanya dan anaknya” (Muttafaqun Alaih)

Sedangkan dalam ayat lain Allah Swt berfirman.


Katakanlah: "Jika bapa-bapa , anak-anak , saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai dari Allah dan RasulNya dan dari berjihad di jalan-Nya, Maka tunggulah sampai Allah mendatangkan Keputusan NYA". dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik. (QS. At Taubah: 24)

Jama’ah Jum’at yang IsnyaAllah dirahmati Allah …….

Pada ayat-ayat dan hadits di atas jika kita kembali kepada hikmah dari Isra’ Mi’raj sehingga turunnya perintah shalat. Bisa kita simpulkan bahwa hikmah adanya perintah tersebut pertama, sebagai jalan untuk mencapai kesalehan spiritual individual dalam hubungannya dengan Allah Swt. Kedua,  menguatkan hubungan sosial, karena adanya pengaruh dari ibadah sholat yang berlandaskan keimanan kepada Allah Swt.
Sedangkan ibadah shalat yang dalam pengamalannya belum secara totalitas atau termasuk kategori orang-orang fasik seperti dikatakan Allah Swt dalam Al Qur’an Surat At Taubah ayat 24 di atas, maka tidak akan adanya pengaruh terhadap penguatan hubungan sosial yang bisa mencegah perbuatan keji dan mungkar.
Karena itu mari kita tingkatkan keimanan kita kepada Allah Swt sehingga kita jadikan Allah Swt di atas segala-galanya dan terus memperbaiki shalat kita sehingga shalat tersebut berdampak positif terhadap diri kita secara pribadi dan orang lain atau sosial secara luas.

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ.أَقُولُ قَوْ لِي هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ فَاسْتَغْفِرُوْهُ اِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيْمُ

Link Khutbah dan Ceramah Lain yang Terkait:
  1. Khutbah Jum’at- Isra’Mi’raj dalam kehidupan Sosial
  2. Khutbah Tentang Hijrah - 1 Muharrom
  3. Khubah tentang-Sabar dalam Menghadapi Musibah
  4. Khutbah Jum’at: Tentang Tahun Baru Masehi
  5. Tentang Kurban
  6. Khutbah tentang Sunnat Puasa
  7. Ceramah 1 Muharrom
  8. Ceramah Tentang Keistimewaan Ramadhan
  9. Ceramah-ceramah Tentang Ramadhan
  10. Ceramah KH. Zainuddin tentang Isra Miraj

Tidak ada komentar :

Google PageRank Checker Powered by  MyPagerank.Net