Membangun
Keluarga Sakinah Berdasarkan Al-Qur’an
Oleh: Sonin
Khutbah di Izmir Darussalam
إِنَّ الحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ
وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِيْرُهُ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا
وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ
يُضْلِلْهُ فَلَا هَادِيَ لَهُ
أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلاَّ اللهَ
وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدً عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ لاَ نَبِيَ وَلَا رَسُولَ
بَعْدَهُ
قَالَ تَعَالَى فِي القُرْآنِ الكَرِيمِ:
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا
اللّٰهَ حَقَّ تُقٰىتِهٖ وَلَا تَمُوْتُنَّ اِلَّا وَاَنْتُمْ مُّسْلِمُوْنَ
يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوْا رَبَّكُمُ
الَّذِيْ خَلَقَكُمْ مِّنْ نَّفْسٍ وَّاحِدَةٍ وَّخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا
وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيْرًا وَّنِسَاۤءً ۚ وَاتَّقُوا اللّٰهَ الَّذِيْ
تَسَاۤءَلُوْنَ بِهٖ وَالْاَرْحَامَ ۗ اِنَّ اللّٰهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا
اللّٰهَ وَقُوْلُوْا قَوْلًا سَدِيْدًاۙ ٧٠ يُّصْلِحْ لَكُمْ اَعْمَالَكُمْ
وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْۗ وَمَنْ يُّطِعِ اللّٰهَ وَرَسُوْلَهٗ فَقَدْ
فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا
اللَّهُمَّ صَلِّي عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ
-صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ- وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِينْ
وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسِانٍ إِلَى يَوْمِ القِيَامَةِ. أَمَّا بَعْدُ :
Jamaah Salat Jumat yang dirahmati Allah,
Marilah kita senantiasa meningkatkan ketakwaan
kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan menjalankan segala perintah-Nya dan
menjauhi segala larangan-Nya. Salah satu bentuk ketakwaan adalah memperhatikan
keluarga kita, agar mereka tidak hanya bahagia di dunia, tetapi juga bisa
berkumpul kembali di surga kelak.
Allah Subhanahu wa Ta’ala menegaskan dalam
Surah ar-Ra’d ayat 23 bahwa keluarga yang saleh akan dikumpulkan bersama di
surga ‘Adn:
جَنّٰتُ عَدْنٍ يَّدْخُلُوْنَهَا
وَمَنْ صَلَحَ مِنْ اٰبَاۤىِٕهِمْ وَاَزْوَاجِهِمْ وَذُرِّيّٰتِهِمْ
وَالْمَلٰۤىِٕكَةُ يَدْخُلُوْنَ عَلَيْهِمْ مِّنْ كُلِّ بَابٍۚ
“(yaitu) surga-surga ‘Adn, mereka masuk ke
dalamnya bersama dengan orang yang saleh dari nenek moyangnya, pasangan-pasangannya,
dan anak cucunya, sedang para malaikat masuk ke tempat-tempat mereka dari semua
pintu.” (QS. ar-Ra’d: 23).
Ayat ini seharusnya menjadi motivasi bagi kita
untuk menumbuhkan rasa kelekatan di antara anggota keluarga, baik antara suami
dan istri, maupun antara orang tua dan anak-anak mereka. Di dunia ini, keluarga
kita adalah tempat kita berlindung dan meraih kebahagiaan, namun di akhirat
kelak, surga adalah tempat kebahagiaan yang abadi bagi keluarga yang bertakwa.
Jamaah Salat Jumat Rahimakumullah,
Al-Qur’an juga menekankan pentingnya
keharmonisan keluarga. Dalam QS. ar-Rum ayat 21, Allah berfirman:
وَمِنْ اٰيٰتِهٖٓ
اَنْ خَلَقَ لَكُمْ مِّنْ اَنْفُسِكُمْ اَزْوَاجًا لِّتَسْكُنُوْٓا اِلَيْهَا
وَجَعَلَ بَيْنَكُمْ مَّوَدَّةً وَّرَحْمَةً ۗاِنَّ فِيْ ذٰلِكَ لَاٰيٰتٍ
لِّقَوْمٍ يَّتَفَكَّرُوْنَ
“Dan di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya
ialah Allah Swt menciptakan
pasangan-pasangan untukmu dari jenismu sendiri, agar kamu cenderung dan merasa
tenteram kepadanya, dan Dia menjadikan di antaramu rasa kasih dan sayang.
Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran
Allah) bagi kaum yang berpikir.” (QS. ar-Rum: 21).
Ayat ini mengajarkan kepada kita bahwa
pernikahan adalah tanda kebesaran Allah, di mana suami dan istri dijadikan satu
untuk saling mencintai dan menyayangi. Rasa kasih dan sayang dalam keluarga
adalah sumber ketenangan dan kebahagiaan.
Jamaah Salat Jumat yang dirahmati Allah,
Untuk mewujudkan keluarga sakinah yang bahagia
dunia dan akhirat, kita harus membangunnya di atas lima asas utama:
Pertama, Karamah
Insaniyyah (Kemuliaan Manusia): Menempatkan manusia, baik laki-laki maupun
perempuan, sebagai makhluk yang dimuliakan Allah. Ini tercermin dalam QS.
al-Isra ayat 70:
وَلَقَدْ كَرَّمْنَا
بَنِيْٓ اٰدَمَ وَحَمَلْنٰهُمْ فِى الْبَرِّ وَالْبَحْرِ وَرَزَقْنٰهُمْ مِّنَ
الطَّيِّبٰتِ وَفَضَّلْنٰهُمْ عَلٰى كَثِيْرٍ مِّمَّنْ خَلَقْنَا تَفْضِيْلًا ࣖ
“Dan sungguh, Kami telah memuliakan anak
cucu Adam…” (QS. al-Isra: 70).
Kedua, Hubungan
Kesetaraan: Dalam keluarga, semua anggota harus diperlakukan setara, tanpa
membedakan status atau kedudukan. Allah menegaskan bahwa yang membedakan
manusia hanyalah ketakwaannya, sebagaimana firman-Nya dalam QS. al-Hujurat ayat
13 yang berbunyi.
يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ
اِنَّا خَلَقْنٰكُمْ مِّنْ ذَكَرٍ وَّاُنْثٰى وَجَعَلْنٰكُمْ شُعُوْبًا
وَّقَبَاۤىِٕلَ لِتَعَارَفُوْا ۚ اِنَّ اَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللّٰهِ اَتْقٰىكُمْ
ۗاِنَّ اللّٰهَ عَلِيْمٌ خَبِيْرٌ
“Wahai manusia! Sungguh, Kami telah
menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian Kami
jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal.
Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang
paling bertakwa. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Mahateliti.”
Ketiga, Keadilan: Setiap
anggota keluarga harus diperlakukan dengan adil. Allah memerintahkan kita untuk
selalu berlaku adil dalam setiap aspek kehidupan, termasuk dalam rumah tangga.
Hal ini sesuai dengan firman-Nya dalam QS. an-Nahl ayat 90:
اِنَّ اللّٰهَ
يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْاِحْسَانِ وَاِيْتَاۤئِ ذِى الْقُرْبٰى وَيَنْهٰى عَنِ
الْفَحْشَاۤءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ
”Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat
kebajikan, memberi bantuan kepada kerabat, dan Dia melarang (melakukan)
perbuatan keji, kemungkaran, dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu
agar kamu dapat mengambil pelajaran.” (QS. an-Nahl: 90).
Keempat, Mawaddah wa Rahmah (Kasih Sayang):
Rasa kasih sayang harus selalu ada dalam keluarga, agar setiap anggotanya
merasa dihargai dan dilindungi. Allah berfirman dalam QS. ar-Rum ayat 21:
وَمِنْ اٰيٰتِهٖٓ
اَنْ خَلَقَ لَكُمْ مِّنْ اَنْفُسِكُمْ اَزْوَاجًا لِّتَسْكُنُوْٓا اِلَيْهَا
وَجَعَلَ بَيْنَكُمْ مَّوَدَّةً وَّرَحْمَةً ۗاِنَّ فِيْ ذٰلِكَ لَاٰيٰتٍ لِّقَوْمٍ
يَّتَفَكَّرُوْنَ
”Dan di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah Dia menciptakan
pasangan-pasangan untukmu dari jenismu sendiri, agar kamu cenderung dan merasa
tenteram kepadanya, dan Dia menjadikan di antaramu rasa kasih dan sayang.
Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran
Allah) bagi kaum yang berpikir.”
Kelima, Pemenuhan Kebutuhan Dunia Akhirat: Keluarga
tidak hanya bertanggung jawab untuk memenuhi kebutuhan materi, tetapi juga
kebutuhan spiritual. Doa yang selalu kita panjatkan adalah agar Allah
memberikan kebaikan di dunia dan akhirat, seperti yang diajarkan dalam QS.
al-Baqarah ayat 201:
وَمِنْهُمْ مَّنْ
يَّقُوْلُ رَبَّنَآ اٰتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَّفِى الْاٰخِرَةِ
حَسَنَةً وَّقِنَا عَذَابَ النَّارِ
“Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia
dan kebaikan di akhirat, dan lindungilah kami dari azab neraka.” (QS.
al-Baqarah: 201).
Jamaah Salat Jumat Rahimakumullah,
Keluarga adalah pondasi utama dalam kehidupan.
Kebutuhan keluarga bukan hanya bersifat fisik, tetapi juga mencakup kebutuhan
spiritual, emosional, dan intelektual. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk
selalu memperhatikan bagaimana cara membina keluarga agar tetap berada dalam
jalan yang diridhai Allah.
Semoga Allah senantiasa membimbing kita semua untuk menjadi keluarga yang sakinah, mawaddah, dan rahmah, di dunia
maupun di akhirat.
بَارَكَ اللهُ لِي
وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ. وَنَفَعَنِي وَاِيِّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ
الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. وَتَقَبِّلَ الله مِنِّي وَمِنْكُمْ تِلاوَتَهُ
اِنَّهُ هُوَاالسَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ.
أَقُولُ قَوْ لِي
هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ فَاسْتَغْفِرُوْهُ اِنَّهُ هُوَ
الْغَفُورُ الرَّحِيْمُ
Tidak ada komentar :
Posting Komentar