PERBUATAN YANG DISUNNAHKAN RASULULLAH DALAM PUASA
Oleh: Sonin
اَلْحَمْدُ
لِلَّهِ الَّذِيْ أَمَرَنَا بِاْلاِعْتِصَامِ بِحَبْلِ اللهِ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ
إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا
عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ لاَ نَبِيَّ بَعْدَهُ.
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى
آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَ هُدَاهُ. أَمَّا بَعْدُ؛
فَيَا عِبَادَ اللهِ، أُوْصِيْكُمْ بِتَقْوَى
اللهِ، فَقَالَ اللهُ تَعَالَى: يَاأَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ
حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ.
Hadirin Jama’ah
Jum’at Rohimakumullah
Pada kesempatan yang berbahagia
ini, khatib mengingatkan terutama kepada diri saya pribadi dan juga kepada
jama’ah pada umumnya, untuk senantiasa meningkatkan taqwa kepada Allah, dengan
sebenar-benarnya takwa yaitu ikhlas menjalankan apa yang telah
diperintahkan-Nya dan meninggalkan apa yang telah dilarang Allah Swt. Kemudian
marilah kita senantiasa mengungkapkan rasa syukur kepada Allah SWT yang mana
pada tahun Allah telah mempertemukan kita kembali dengan bulan Ramadhan, dan
juga kita bersyukur atas nikmat-nikmat Allah yang lain terutama nikmat iman dan
Islam sehingga pada hari ini kita bisa berkumpul di masjid ini untuk beribadah
Shalat Jumat..
Selanjutnya khatib
mengajak jamaah sekalian untuk senantiasa memanjatkan sholawat dan
salam-sejahtera kepada teladan kita bersama… imamul muttaqin (pemimpin
orang-orang bertaqwa) dan qaa-idil mujahidin panglima para mujahid yang
sebenar-benarnya nabiyullah Muhammad Sallalahu ‘alaihi wa sallam.
Hadirin Jama’ah Jum’at Rohimakumullah
Kini kita sudah memasuki hari
ketiga bulan Ramadhan tahun 1434 H yang selama ini kita nanti-nantikan. Ini
tanda Allah masih sayang kepada hamba-hambanya dengan memberi sekali lagi
peluang untuk kita bertemu dengan bulan yang penuh keberkatan ini. Berpuasa adalah aktiviti terpenting dalam
bulan ini. Persoalannya bagaimana tips-tips yang diajar oleh Rasulullah s.a.w
untuk puasa kita dinilai tinggi oleh Allah? Mari kita telusuri satu persatu.
Pertama,
Dianjurkan Rasulullah s.a.w untuk
Bersahur
Rasulullah menganjurkan kita
untuk bersahur sebelum aktivitas menahan diri dari makan dan
minum di siang harinya.
Berdasarkan hadists Nabi SAW.
Yang Artinya: “Kami makan sahur bersama Rasulullah Saw, lalu kami berdiri
untuk melakukan salat. Saya bertanya: “Berapa kira-kira jarak (waktu) antara
keduanya (makan sahur dengan fajar)” Nabi menjawab: “Lima puluh ayat.” (HR.
Bukhari dan Muslim).
Diperkirakan
membaca Al Qur’an sebanyak lima puluh ayat yang tidak terlalu panjang atau
pendek, lebih kurang sepuluh menit. Dan waktu ini disebut dengan fajar kizib
atau waktu imsak (menahan), namun formalnya masih bisa bersahur sampai azan
Subuh. Yakni hingga terang bagimu benang putih dari benang hitam. (Lihat Q.S.
Al Baqorah: 187). Jadi dimaksudkan dengan waktu imsak itu, bertujuan agar kita
mulai mempersiapkan diri untuk menjaga dari hal-hal yang dapat merusak puasa.
Mengingat pentinnya bersahur ini, maka paling sedikit minum air seteguk.
Hadits dari Umar ra., Nabi Saw bersabda: “Bersahurlah kamu, walaupun dengan
seteguk air.” (HR. Ibnu Hibban)
Kemudian
Hadits dari Anas Bin Malik r.a: Rasulullah s.a.w bersabda: “Bersahurlah
kerana pada sahur itu terdapat keberkahan (HR: al-Bukhari dan
Muslim)
Kedua, Rasulullah menganjurkan
untuk Menyegerakan Berbuka
Tidak
melewat-lewatkan berbuka puasa adalah salah satu tips berpuasa yang di ajar
oleh Rasulullah. Ini kerana, perbuatan itu sangat mendatangkan kebaikan untuk
mereka yang menahan diri dari makan dan minum.
Rasulullah
s.a.w di dalam hadithnya menerangkan kepada kita sebagaimana yang
dilaporkan oleh al-Bukhari & Muslim:
عَنْ سَهْلِ بْنِ سَعْدٍ أَنَّ رَسُولَ
اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : " لا يَزَالُ النَّاسُ بِخَيْرٍ مَا
عَجَّلُوا الْفِطْرَ "
Dari Sahl bin Sa’ad, Sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda: “Manusia itu
akan terus berada dalam kebaikan selagi mana dia menyegerakan berbuka puasa”.
(HR. Bukhori dan Muslim)
Perbuatan
melambat-lambatkan berbuka puasa adalah
salah satu perbuatan yang dilarang oleh Rasulullah s.a.w.
Akan tetapi di masayarakat kita tidak sedikit yang ketika masuknya waktu
solat maghrib (waktu untuk berbuka puasa), mereka masih berada di bazar-bazar
ramadhan dan Penjual juga masih melayani pelanggan tanpa
istirahat walaupun azan maghrib telah berkumandang.
Persiapan
seharusnya dilakukan dengan segera agar seruan Rasulullah s.a.w untuk kebaikan
umatnya dapat diamalkan sebaiknya. Rasulullah telah bersabda di dalam hadistnya yang diriwayatkan
oleh Musannaf Abdul Razzak dalam kitab syarah
sahih al-Bukhari ‘Amr Bin Maimun r.a
berkata:
وقال عمرو بن ميمون الأودي رحمه الله :
" كان أصحاب محمد صلى الله عليه وسلم أسرع الناس إفطارا ًوأبطأهم سحوراً "
“Sahabat-sahabat
Rasulullah s.a.w adalah manusia yang paling cepat (ketika) berbuka puasa dan yang paling mengakhirkan
(ketika) bersahur”.
Ketiga, Dianjurkan oleh Rasulullah Berbuka dengan
Kurma
Selanjutnya
Rasulullah Saw mengajarkan agar kita berbuka dengan korma atau air putih, dalam
hadits yang disampaikan oleh Salman bin Amir, Nabi SAW bersabda:
“Apabila
salah seorang kamu berbuka hendaklah ia berbuka dengan korma. Karena padanya
terdapat keberkahan. Maka apabila tidak ada korma, hendaklah dengan air, karena
air itu suci (HR. Ahmad dan Tarmizi)
Seandainya
sulit untuk mendapatkan korma, maka sebagai penggantinya adalah makanan yang
manis, segar tidak dimasak dengan api, seperti buah pisang, anggur, apel dan
lain sebagainya. Ini berdasarkan hadits dari Anas, bahwa Nabi SAW bersabda:
“
Bahwasanya Rasullullah Saw, suka berbuka dengan tiga biji kurma, atau sesuatu
yang tidak dimasak dengan dengan Api.” (HR. Abu Ya’la)
Menurut
sebagian peneliti, berbuka dengan makanan yang mengandung zat gula alamiyah
(kemungkinan kecil ada efek sampinya) seperti buah kurma dan buah-buahan lain
yang manis, segar seperti pisang, apel, anggur dan lain sebagainya. Akan cepat
memulihkan kesegaran tubuh, karena zat gula tersebut paling cepat dicernakan
dan langsung diserap oleh pembuluh darah untuk diedarkan keseluruh tubuh.
Sedangkan air dingin (air putih) yang diminum, langsung ke perut sebelum masuk
makanan lain, gunanya untuk membasahi dinding perut, sehingga memudahkan perut
mencerna makanan yang lain, kebetulan selama
satu hari perut tersebut istirahat tidak menerima makanan dari luar.
Penjelasan
di atas merupakan sunnah Rasulullah s.a.w. Akan
tetapi di masyarakat kita tidak sedikit meninggalkan
sunnah ini. Mereka menyegerakan berbuka puasa dengan
makanan yang paling menarik menurut
hatinya, serta makan dan minum sehingga kekenyangan lalu
melewatkan sholat maghrib. Padahal
Rasulullah makan dengan beberapa biji kurma, kemudian bersolat. Apabila
Rasulullah s.a.w terasa lapar, Rasulullah s.a.w makan setelah
melakkan shalat maghrib.