ASSALAMU'ALAIKUM WAROHMATULLAHI WABAROKAATUH ...

Daftar Isi My Blog

27.8.16

Kata-kata Lucu

SINGKATAN-SINGKATAN LUCU-LUCUAN
Singkatan-singkatan berikut dikatakan lucu-lucuan karena bisa dipakai saat-saat tertentu saja, yaitu sesuai dengan kondisi, waktu, acara, moment, tempat dan lawan bicara.  Kata-kata berikut juga bisa dipakai saat ceramah, yang para audiensnya embutuhkan ceramah yang lucu, ceramah yang menghibur, ceramah yang mengisi kekosongan acara selain untuk mendapatkan wawasan, tapi jika dipakai untuk acara-acara takziah kematian, usahakan hati-hati khawatir jika tuan rumah atau malah jemaahnya tersingung, barangkali maksud untuk menghibur namun kondisinya untuk ketawa-ketawa (berbahagia) tidak pas karena kondisinya para ahli bait (atau yang ditinggalkan) masih dalam keadaan sedih, kalau istilah para pujangga “Menari-nari diatas luka”. Walaupun sebenarnya tujuan kita untuk menghibur para yang ditinggalkan, namun harus dengan metode/ cara yang baik, bahasa yang sesuai dengan kondisi. Kalau kata pak Ustadz harus dengan “pendekatan hikmah”, pendekatan keagamaan, hehehe.........
            Berikut kata-kata/ teks-teks lucu-lucuan yang bisa dipakai penceramah, pelawak, facebooker, dan lain-lain. Tapi ingat jangan salah tempat, dan jangan dipakai untuk maksiat, hehehe, maksudnya jangan dipakai untuk menggoda, hehehe,,,,,,,,,,,,,

NO
KATA-KATA LUCU ATAU LUCU DAK LUCU
1
TBC= Takhayul-Bid’ah-Churofat
2
Jaim = Jaga iman
3
ATM= Aku takkan memiliki
4
TBC = Tekanan Batin Cinta
5
SMS = Selangkah Menuju Selingkuh
6
SLANK = Sudah lama Aku Naksir Kamu
7
DJARUM = Demi Jandamu Aku Rela Untuk Mati
8
STMJ = Selalu Terkenang Meskipun Jauh
9
STMJ = Semester Tujuh Masih Jomblo
10
AIDS = Akibat Impian Dipendam Setahun
11
AIDS = Aku Ingin Disini Sendirian
12
PMS = Pedihnya Menanti Sentuhanmu
13
SARS = Sakit Akibat Rasa Suka
14
CBSA = Cinta Bersemi Sesama Aktifis
15
CBSA = Cinta Bersemi Saat Aksi
16
SPMB = Seperti Pungguk Merindukan Bulan
17
KASET = Kenanglah Aku Sebelum Engkau Tidur
18
HIV = Hanya Impian Velaka
19
SAKAW = SAkit KArena engkaW
20
KOLERA = KOk LoE ngga ngeRAsa sih ?
21
FLU = Feeling Lonely, Uuuhh …..
22
Sudirman = suka dirumah teman
23
Sudirja = suka dirumah aja
24
jahat = jatuh hati
25
letjen = lewat jendela
26
sebel = seneng betul
27
ITB = Ingin Tidur Bersama
28
ITB  = Institut Terkenal Banget
29
ITB = Institut Terlanjur Beken
30
ITS = Ingin Tidur Sendiri
31
STAN = Sekolah Top Anti Nganggur
32
sobat = bakso babat
33
benci = benar2 cinta
34
sufi = suka film (bwt orang yg hobi nonton)
35
Sufi = Suka Film India
36
gadis = gagah tapi sadis
37
Dedi Dores =  dengan di sertai doa restu
38
PMDK = Pria Masa Depan Ku
39
romantis = rokok - makan – gratis
40
abcdefg = aduh bo cape deh eike fusing gila
41
santi utomo = sampe nanti see you tomorrow
42
Diana = Diam-diam Mempesona,
43
Ramlan = Ramai Lancar,
44
Rojali = Rokok Jarang Beli
45
Jamaludin = Jalan malam udara dingin
46
Jojoba oil = jomblo-jomblo bahagia oke dan gokil.
47
Ijo lumut = Ikatan jomblo lucu & imut.
48
Ijo tomat  = ikatan jomblo terhormat
49
Kejora = kelompok jomblo ceria
50
Joko tingkir =  jomblo kok kikir
51
kejut = kelompok jomblo tulen
52
kejang = kelompok jomblo periang
53
kejar = kelompok jomblo artistik


INGAT: Jangan Dipakai Untuk Menggoda Apalagi Menggodanya Untuk Maksiat, Jadikan Sebagai Pembanding bahan tambahan untuk obrolan, ceramah, dll. Pikir-pikir kita memang perlu JAIM alias JAGA IMAN.

19.8.16

Ceramah Bulan Ramadhan

RAMADHAN MENDIDIK KEIKLASAN

اَلْحَمْدُ ِللهِ الَّذِى أَنْعَمَ عَلَيْنَا بِنِعْمَةِ اْلإِيْـمَانِ وَاْلإِسْلاَمِ, وكُتِبَ عَلَيْنَا الصِّيَام اَلَّذِى هُوَ رُكْنٌ مِنْ أَرْكَانِ اْلاِسْلاَمِ, أَشْهَدُ أَنْ لآ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ شَهَادَةً أَدَّخِرُهَا لِيَوْمِ الزِّحَامِ, وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ اَلدَّاعِى بِقَوْلِهِ وَفِعْلِهِ إِلَى دَارِ السَّلاَم. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى عَبْدِكَ وَرَسُوْلِكَ مُحَمَّدٍ وعَلَى آلِه وأصْحَابِهِ هُدَاةِ الأَنَامِ وَمَصَابِيْحِ الظُّلاَمِ. أمَّا بعْدُ
Saudara-saudara yang InsyaAllah dirahmatiNya
Pada kesempatan yang berbahagia ini, saya mengajak kepada diri saya pribadi dan juga saudara-saudara sekalian pada umumnya, untuk senantiasa meningkatkan taqwa kepada Alloh, dengan sebenar-benarnya takwa yaitu ikhlas menjalankan apa yang telah diperintahkan-Nya dan meninggalkan apa yang telah dilarang. Kemudian marilah kita senantiasa mengungkapkan rasa syukur kepada Allah SWT. Allah telah melimpahkan kepada kita sedemikian banyak ni’mat. Jauh lebih banyak nikmat yang telah kita terima dibandingkan kesadaran dan kesanggupan kita untuk bersyukur. Sebagaimana telah Allah firmankan dalam QS Ibrahim: 34:
"Dan jika kalian menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kalian tak dapat menentukan jumlahnya."
Kemudian saya mengajak saudara-saudara untuk senantiasa memanjatkan sholawat dan salam-sejahtera kepada teladan kita bersama Nabiyullah Muhammad Sallalahu ‘alaihi wa sallam.
Saudara-saudara yang InsyaAllah dirahmatiNya
Salah satu pelajaran penting yang bisa kita ambil dari bulan Ramadhan, di dalamnya ditempa untuk senantiasa ikhlas dalam beramal. Yang dimaksud ikhlas adalah memurnikan ibadah hanya untuk Allah semata. Ikhlas menurut Ibnul Qayyim ra. menyebutkan bahwa ikhlas, diantaranya diartikan sebagai berikut;
( الإخلاص ألا تطلب على عملك شاهداً غير الله ، ولا مجازياً سواه )
Artinya: “Ikhlas adalah kamu tidak menuntut seorang yang menyaksikan atas amalanmu selain Allah dan tidak mencari yang memberikan ganjaran atas amalanmu selain-Nya.” baca kitab Madarij As Salikin.
Kemudian ada yang mengartikannya dengan:
إفراد الله بالقصد في الطاعة.
“Menjadikan Allah satu-satunya yang dituju dalam ketaatan.”
استواء أعمال العبد في الظاهر والباطن.
“Sejajarnya amalan seorang hamba, baik secara tampak (terang-terangan) atau yang batin (tersembunyi).”
            Lantas bagaimana cara kita belajar ikhlas?
Coba perhatikan hadits berikut;
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ - رضى الله عنه - قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ يُضَاعَفُ الْحَسَنَةُ عَشْرُ أَمْثَالِهَا إِلَى سَبْعِمِائَةِ ضِعْفٍ قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ إِلاَّ الصَّوْمَ فَإِنَّهُ لِى وَأَنَا أَجْزِى بِهِ يَدَعُ شَهْوَتَهُ وَطَعَامَهُ مِنْ أَجْلِى ». متفق عليه
“Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Setiap amalan anak Adam dilipatkan, satu kebaikan dilipatkan menjadi sepuluh lipat sampai tujuhratus kali lipat, Allah Azza wa Jalla berfirman: “Kecuali puasa, karena sesuangguhnya ia adalah milik-Ku dan Aku Yang akan mengganjarnya, (karena) ia telah meninggalkan syahwat dan makanannya karena Aku (kata Allah Swt).” (HR. Muntapakun Alaih)
[
Berkata Al Hafizh Ibnu Hajar rahimahullah:
أن الصوم لا يقع فيه الرياء كما يقع في غيره حكاه المازري ونقله عياض عن أبي عبيد
Artinya: “Bahwa puasa tidak terjadi di dalamnya riya’ sebagaimana terjadi pada selainnya, diceritakan oleh al Maziry dan dinukilkan oleh ‘yadh dari Abu ‘Ubaid.
قال القرطبي : لما كانت الأعمال يدخلها الرياء ، والصوم لا يطلع عليه بمجرد فعله إلا الله فأضافه الله إلى نفسه ولهذا قال في الحديث : (يدع شهوته من أجلي) .
Artinya: “Berkata Al Qurthuby rahimahullah: “Ketika amalan-amalan (lain) dimasuki oleh riya’, sedangkan puasa tidak dapat dilihat dengan hanya melakukannya, kecuali Allah, maka Allah gandengkan puasa itu kepada diri-Nya, oleh sebab inilah Allah berfirman di dalam hadits: “Ia meninggalkan syahwatnya karena Aku.”
Al Hafizh Ibnu Hajar rahimahullah berkata: 
قال الحافظ: "قد يفهم من هذا الحصر التنبيه على الجهة التي بها يستحق الصائم ذلك، وهو الإخلاص الخاص به, ثم قال: "وقد يدخل الرياء بالقول كمن يصوم ثم يخبر بأنه صائم، فدخول الرياء يكون بالقول، أما بقية الأعمال فإن الرياء قد يدخلها بمجرد الفعل".
Artinya: “Terkadang dipahami dari pembatasan ini, adalah peringatan atas sisi yang di dapatkan oleh seorang yang berpuasa, yaitu ikhlas yang khususnya padanya,” 
kemudian beliau berkata: “Dan terkadang (puasa) masuk (ke dalamnya) riya’ dengan ucapan, seperti seorang yang berpuasa kemudian ia memberitahukan bahwa ia berpuasa, maka masuknya riya’ dengan ucapan, adapun sisa dari amalan-amalan lain, maka sesungguhnya riya’ terkadang masuk ke dalamnya hanya dengan melakukan.” Baca kitab Fath Al Bary, 4:107
Pendapat Syeikh Ibnu Ustaimin ra.: 
 “Dan hadits yang agung ini menuinjukkan keutamaan puasa dari beberapa sisi;
Yang pertama: Bahwa Allah mengkhususkan untuk diri-Nya puasa dari antara seluruh amalan, dan demikian itu karena kemuliaannya disisi-Nya dan kecintaan-Nya kepada puasa, dan terlihat ikhlas kepada-Nya Maha Suci Allah di dalamnya, karena ia adalah rahasia antara seorang hamba dengan Rabb-Nya, tidak ada yang mengetahuinya kecuali Allah, karena seorang yang berpuasa ia berada disebuah temapat yang kosong dari orang-orang, memungkin baginya untuk mengkonsumsi apa yang diharamkan Allah atasnya dengan puasa, lalu ia tidak menkonsumsinya, karena ia mengetahui bahwa ia memiliki seorang Rabb yang mengetahui dalam kesendiriannya, dan Allah telah mengharamkan hal itu atasnya, maka ia meninggalkannya karena Allah karena takut akan siksa-Nya, berharap pahala-Nya, oleh sebab inilah Allah mensyukurinya keikhlasan ini dan mengkhususkan puasanya untuk diri-Nya dibandingkan seluruh amalannya, oleh sebab inilah Allah berfirman: “Ia meninggakan syahwat dan makanannya karena Aku.”

Saudara-saudara yang InsyaAllah dirahmatiNya
Dari dalil-dali di atas jelaslah bahwa puasa adalah suatu ibadah yang bisa membentuk keikhlasan dalam diri kita, sebab puasa merupakan ibadah yang mendidik jiwa tiap-tiap orang yang mengamalkannya. Akan tetapi didalam bulan ramadhan juga terdapat amalan-amalan yang bisa mengantarkan kita kepada sifat riya’. Coba kita lihat bahwa di bulan ramadhan, banyak sekali yang berlomba-lomba untuk shalat tarawih secara berjemaah dimasjid, berlomba-lomba untuk bersedekah akan tetapi shalat dan sedekahnya bukan karena Allah Swt, hal ini coba kita lihat seberapa banyak jemaah sahalat tarawih, seberapa banyak yang menyumbanngkan hartanya ketika pada akhir-akhir ramadan, seberapa banyak orang yang mampu menahan hawa nafsunya. Padahal Rosulullah SAW telah mengabarkan kepada kita dalam haditsnya yang berbunyi:
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
Barangsiapa berpuasa Ramadhan atas dasar iman dan mengharap pahala dari Allah, maka dosanya yang telah lalu akan diampuni.” (HR. Bukhari).
Jadi bagi orang yang benar-benar beriman dan ikhlas kepada Allah Swt maka ibadahnya seharusnya senantiasa meningkat. Sebab prinsip orang beriman jika ibadahnya hari ini lebih buruk dari kemarin maka jelaka, jika hari ibadah hari ini sama dengan hari kemarin artinya rugi dan jika ibadahnya hari ini lebih baik dari hari kemarin maka beruntung.
Selanjutnya dalam Hadits lain yang berkaitan dengan amalan shalat malam atau shalat tarawih disebutkan,
مَنْ قَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
Barangsiapa melakukan qiyam Ramadhan karena iman dan mencari pahala, maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni.” (HR. Bukhari),
Dari hadits di atas yang dimaksud qiyam Ramadhan adalah shalat tarawih sebagaimana yang dikatakan oleh Imam Nawawi dalam Syarh Shahih Muslim, bab 6:hal. 36
Sedangkan yang dimaksud ihtisaban dalam hadits di atas berarti beramal karena mengharap pahala dari Allah. Itulah yang dimaksud ikhlas. Yang diharap bukanlah pujian manusia. Yang diharap bukanlah semata-mata harapan dunia.
Karena itu kita harus senantiasa berusaha belajar ikhlas dan berdoa kepada Allah Swt agar puasa kita dan amalan-amalan kita dibulan puasa ini diterima oleh Allah Swt, Amiin...
Inilah beberapa hal yang dapat saya sampaikan, kalau ada kata-kata yang salah saya mohon maaf dan kepada Allah saya mohon ampun.
Akhirul kalam wassalamu’alaikum warohmatullahi wabarokatuh.

Link Terkait: Kumpulan Ceramah Agama Singkat

12.8.16

Contoh Satuan Acara Perkuliahan ( SAP )


SATUAN ACARA PERKULIAHAN
(SAP)
1.      Program Studi                         : Pendidikan Agama Islam (PAI)
2.      Nama Mata Kuliah                  : Kompetensi Guru PAI
3.      Kode Mata Kuliah                  : PAI 5403
4.      Semester                                  : 4 (Empat)
5.      Jumlah SKS                            : 4 (4-0)
6.      Dosen Pengampu                    : 1. Dr. Amir Rusydi, MPd
                                                  2. Sonin, M.Pd.I
7.      Mata Kuliah Pendukung         : 1. Perencanaan Sistem Pengajaran PAI
                                                 2. Pengelolaan Pengajaran PAI
3. Psikologi Belajar PAI
4. Pengembangan Sistem Evaluasi PAI
5. Media Pengajaran PAI

8.      Pendukung Mata Kuliah         : 1. PUM
                                                2. Tugas Akhir
9.      Pertemuan                               : 1 (satu) 
10.  Waktu                                     : 180 menit 
11.  Unit Kompetensi                     : Mahasiswa dapat mendeskripsikan dan terampil menganalisis suatu kurikulum atau program pendidikan dan pengajaran agama islam 
12.  Elemen Kompetensi               : Mahasiswa memahami dan dapat menjelaskan berbagai dasar teori dalam pengembangan mahasiswa memahami kurikulum  
13.  Kriteria Kinerja                      : 
14.  Proses Pembelajaran    :
Pertemuan ke – 1
No.
Tahapan Kegiatan
Alokasi Waktu (menit)
Kegiatan
Dosen
Mahasiswa
1
Pendahuluan
30
Membuka Proses Perkuliahan
Memperhatikan
2
Penyajian Utama
120
Menjelaskan Silabus Mata Kuliah dan menjelaskan pengertian dan jenis-jenis kompetesi guru PAI
Menyimak, Memperhatikan, Mencatat, Bertanya
3
Penutup
30
Menyimpulkan dan memberikan gambaran untuk materi berikutnya
Mengetahui kesimpulan materi yang telah diberikan dan mendapatkan gabaran untuk ateri berikutnya

Pertemuan ke - 2
No.
Tahapan Kegiatan
Alokasi Waktu (menit)
Kegiatan
Dosen
Mahasiswa
1
Pendahuluan
30
Membuka Proses Perkuliahan
Memperhatikan dan mengikuti intruksi dosen
2
Penyajian Utama
120
Guru memfasilitasi dan  menjelaskan aturan dan ketentuan diskusi kelompok tentang pengertian dan jenis-jenis Kompetensi guru PAI
Kelompok I; mempresentasikan makalahnya dengan dipimpin oleh moderator dan mahasiswa lain diberikan kesempatan bertanya dan menanggapi pertanyaan
3
Penutup
30
Menanggapi pertanyaan yang belum terjawab, membenari jawaban yang belum memuaskan para peserta diskusi
Mendapatkan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan dan mencatat point-point penting dari hasil diskusi

15.  Uraian Materi              : Terlampir
16.  Metode Pembelajaran : Ceramah, dan Tanya Jawab
17.  Media dan Alat Bantu yang digunakan : Leptop, LCD, White Board, Buku, Spidol, dll.
18.  Referensi
1.      Akmal Hawi, Kompetensi Guru PAI, Palembang, Rafah Press, 2009
2.      An-Nahlawi, Abdurrahman, Pendidikan Islam di Rumah, Sekolah, dan Masyarakat, Jakarta: Gema Insani Press, 1995
3.      Daradjat, Zakiah, Kepribadian Guru, Jakarta: Bulan Bintang, 1980
4.      Hamalik, Oemar, Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan Kompetensi, Jakarta, Bumi Aksara, 2003
5.      Ijaya, Cece, Kemampuan Guru dalam Proses Belajar Mengajar, Bandung,: Remaja Rosdakarya, 1991
6.      Syah, Darwyn, Perencanaan Sistem Pengajaran Pendidikan Agama Islam, Cet ke II, Jakarta; Gaung Persada Press, 2007.
7.      S. Syahodih, Nana, R. Ibrahim, Perencanaan Pengajaran, Cet ke II, Jakarta; PT. Rineka Cipta, 2003.
8.      Tafsir, Ahmad, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam, Bandung: Remaja Rosdakarya, 1992
9.      Usman, Moh. Uzer, Menjadi Guru Profesional, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2002


Google PageRank Checker Powered by  MyPagerank.Net