ASSALAMU'ALAIKUM WAROHMATULLAHI WABAROKAATUH ...

Daftar Isi My Blog

8.4.19

TAFSIR AL QUR'AN SURAT ALBAQOROH AYAT 285 - 286

TAFSIR Q.S. ALBAQARAH /2 AYAT 285 - 286






آمَنَ الرَّسُولُ بِمَا أُنزِلَ إِلَيْهِ مِن رَّبِّهِ وَالْمُؤْمِنُونَ كُلٌّ آمَنَ بِاللّهِ وَمَلآئِكَتِهِ وَكُتُبِهِ
وَرُسُلِهِ لاَ نُفَرِّقُ بَيْنَ أَحَدٍ مِّن رُّسُلِهِ وَقَالُواْ سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا غُفْرَانَكَ رَبَّنَا وَإِلَيْكَ الْمَصِيرُ. لاَ يُكَلِّفُ اللّهُ نَفْساً إِلاَّ وُسْعَهَا لَهَا مَا كَسَبَتْ وَعَلَيْهَا مَا اكْتَسَبَتْ رَبَّنَا لاَ تُؤَاخِذْنَا إِن نَّسِينَا أَوْ أَخْطَأْنَا رَبَّنَا وَلاَ تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْراً كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الَّذِينَ مِن قَبْلِنَا رَبَّنَا وَلاَ تُحَمِّلْنَا مَا لاَ طَاقَةَ لَنَا بِهِ وَاعْفُ عَنَّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا أَنتَ مَوْلاَنَا فَانصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ.
"Rasul telah beriman kepada al-Qur'an yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya. (mereka mengatakan): "Kami tidak membeda-bedakan antara seorangpun (dengan yang lain) dari rasul-rasul-Nya", dan mereka mengatakan: "Kami dengar dan Kami ta'at." (mereka berdoa): "Ampunilah kami ya Tuhan kami dan kepada Engkau-lah tempat kembali. Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya, ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. (mereka berdoa): "Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya, beri ma'aflah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir."  (QS. al-Baqarah/2: 285-286).



KEUTAMAAN 2 AYAT INI

Dijelaskan dalam sebuah hadits akan keutamaan dua ayat ini, sebagaimana yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim dari Abu Mas'ud radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata: "Rasulallah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda:
مَنْ قَرَأَ بِالْآيَتَيْنِ مِنْ آخِرِ سُورَةِ الْبَقَرَةِ فِي لَيْلَةٍ كَفَتَاهُ
"Barangsiapa membaca dua ayat terakhir dari surat al-Baqarah dimalam hari, maka keduanya akan menjaganya". (HR. Bukhari no: 5009, Muslim no: 808)
Diterangkan oleh para ulama, maksud perkataan Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam: 'Kafataahu', artinya keduanya akan menjaga orang yang membacanya dari kejelekan serta perkara yang tidak mengenakan. Ada yang mengatakan: 'Akan menjaganya dari setiap setan, sehingga mereka tidak akan mampu mendekati dirinya pada malam hari tersebut'. Ada lagi yang berpendapat, dirinya akan dicukupkan oleh Allah ta'ala dengan karunia serta ganjaran yang besar. Al-Hafizh Ibnu Hajar rahimahullah mengomentari: 'Dan ketiga pendapat tersebut semuanya ada kemungkinan benarnya". 
Diantara salah satu keutamaan surat ini juga, seperti di jelaskan dalam sebuah hadits yang dikeluarkan oleh Imam Ahmad didalam musnadnya dari Abu Dzar radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata: "Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
أُعْطِيتُ خَوَاتِيمَ سُورَةِ الْبَقَرَةِ مِنْ كَنْزٍ تَحْت الْعَرْشِ لَمْ يُعْطَهُنَّ نَبِيٌّ قَبْلِي
"Aku diberi (keutamaan) dengan penutup surat al-Baqarah (yang diambil) dari penyimpanan dibawah Arsy, yang belum pernah ada seorang nabi pun yang diberi semisal itu". (HR. Ahmad 35/446 no: 21564)
Diriwayatkan oleh Imam Muslim sebuah hadits dari Abdullah bin Mas'ud radhiyallahu ‘anhu, beliau menceritakan:
لَمَّا أُسْرِىَ بِرَسُولِ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم انْتُهِىَ بِهِ إِلَى سِدْرَةِ الْمُنْتَهَى وَهِىَ فِى السَّمَاءِ السَّادِسَةِ إِلَيْهَا يَنْتَهِى مَا يُعْرَجُ بِهِ مِنَ الأَرْضِ فَيُقْبَضُ مِنْهَا وَإِلَيْهَا يَنْتَهِى مَا يُهْبَطُ بِهِ مِنْ فَوْقِهَا فَيُقْبَضُ مِنْهَا قَالَ (إِذْ يَغْشَى السِّدْرَةَ مَا يَغْشَى) قَالَ فَرَاشٌ مِنْ ذَهَبٍ. قَالَ فَأُعْطِىَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم ثَلاَثًا أُعْطِىَ الصَّلَوَاتِ الْخَمْسَ وَأُعْطِىَ خَوَاتِيمَ سُورَةِ الْبَقَرَةِ وَغُفِرَ لِمَنْ لَمْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ مِنْ أُمَّتِهِ شَيْئًا الْمُقْحِمَاتُ
"Tatkala Rasulallah shallallahu ‘alaihi wa sallam dibawa naik (pada malam isra dan mi'raj) beliau berhenti di Sidratul Muntaha, yang letaknya berada dilangit yang keenam. Disanalah tempat berakhirnya segala perkara yang dibawa naik dari dunia, disana pula tempat berakhir segala hal yang datang dari atas, lalu dilepas. Allah Ta'ala berfirman:
إِذْ يَغْشَى السِّدْرَةَ مَا يَغْشَى
"(Muhammad melihat Jibril) ketika Sidratil Muntaha diliputi oleh sesuatu yang meliputinya".  (QS. an-Najm/53: 16).
Beliau melanjutkan: "Tempat tidur yang terbuat dari emas. Lantas Rasulallah shallallahu ‘alaihi wa sallam di kasih tiga hal. Di wajibkannya sholat lima waktu, dikasih penutup dari surat al-Baqarah, dan diampuni dosa-dosa besar (dari kalangan) umatnya yang tidak menyekutukan Allah dengan suatu apapun". (HR. Muslim no: 173)
Imam Nawawi rahimahullah mengomentari hadits diatas sambil mengatakan: 'Yang diinginkan dengan ampunan dalam hadits ini ialah pelakunya tidak akan kekal didalam neraka, bukan berarti dirinya sama sekali tidak terkena siksa, karena telah datang keterangan yang menjelaskan bahwa para pelaku maksiat nantinya juga akan diadzab terlebih dahulu. Atau kemungkinan kedua, yang dimaksud bahwasannya Allah Shubhanahu wa Ta’ala akan mengampuni dosa-dosa besar pada sebagian umatnya, dan ini merupakan kekhususan yang diberikan oleh-Nya kepada umatnya".  Dalam salah satu redaksi, Imam Muslim membawakan sebuah hadits dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma, beliau menceritakan:
بَيْنَمَا جِبْرِيلُ قَاعِدٌ عِنْدَ النَّبِىِّ صلى الله عليه وسلم سَمِعَ نَقِيضًا مِنْ فَوْقِهِ, فَرَفَعَ رَأْسَهُ. فَقَالَ: هَذَا بَابٌ مِنَ السَّمَاءِ فُتِحَ الْيَوْمَ لَمْ يُفْتَحْ قَطُّ إِلاَّ الْيَوْمَ. فَنَزَلَ مِنْهُ مَلَكٌ. فَقَالَ: هَذَا مَلَكٌ نَزَلَ إِلَى الأَرْضِ لَمْ يَنْزِلْ قَطُّ إِلاَّ الْيَوْمَ. فَسَلَّمَ . وَقَالَ: أَبْشِرْ بِنُورَيْنِ أُوتِيتَهُمَا لَمْ يُؤْتَهُمَا نَبِىٌّ قَبْلَكَ فَاتِحَةُ الْكِتَابِ وَخَوَاتِيمُ سُورَةِ الْبَقَرَةِ لَنْ تَقْرَأَ بِحَرْفٍ مِنْهُمَا إِلاَّ أُعْطِيتَهُ
"Tatkala Jibril sedang duduk disisi Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau mendengar suara dari atas, maka beliau mengangkat kepalanya. Lantas Jibril berkata: "Itu adalah suara pintu dilangit, yang dibuka pada hari ini, yang tidak akan pernah dibuka kembali selain pada hari ini". Kemudian turun malaikat, Jibril mengatakan: "Ini adalah malaikat yang turun ke muka bumi, dirinya tidak akan turun melainkan pada hari ini". kemudian malaikat tadi memberi salam lalu berkata: "Kabar gembira dengan dua cahaya yang diberikan untukmu yang keduanya belum pernah diberikan kepada seorang nabi pun sebelummu. Yaitu surat al-Fatihah dan penutup dari surat al-Baqarah. Tidaklah engkau membaca keduanya melainkan engkau pasti akan dikarunia". (HR. Muslim no: 806)


PENJABARAN AYAT

Dimulai dari firman-Nya Azza wa Jalla:
آمَنَ الرَّسُولُ بِمَا أُنزِلَ إِلَيْهِ مِن رَّبِّهِ وَالْمُؤْمِنُونَ
"Rasul telah beriman kepada al-Qur'an yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman". (QS. al-Baqarah/2: 285).
Al-Hafizh Ibnu Katsir rahimahullah menjelaskan dalam tafsirnya: "Firman Allah Ta'ala: "Demikian pula orang-orang beriman". Merupakan athaf (kata sambung) dari  "Rasul". Selanjutkan Allah Shubhanahu wa Ta’ala mengabarkan tentang keberadaan semuanya, Allah Shubhanahu wa Ta’ala berfirman:
كُلٌّ آمَنَ بِاللّهِ وَمَلآئِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ لاَ نُفَرِّقُ بَيْنَ أَحَدٍ مِّن رُّسُلِهِ
"Semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya. (mereka mengatakan): "Kami tidak membeda-bedakan antara seorangpun (dengan yang lain) dari rasul-rasul-Nya".  (QS. al-Baqarah/2: 285).
Orang-orang yang beriman mengimani bahwasannya Allah Shubhanahu wa Ta’ala adalah satu dan esa, sendiri, tidak beranak-pianak, yang tidak ada ilah yang berhak disembah melainkan diri-Nya, yang tidak ada Rabb selain diri-Nya. Begitu pula mereka mempercayai dengan seluruh para Nabi dan para Rasul, selanjutnya mengimani dengan kitab-kitab suci yang diturunkan oleh Allah ta'ala dari langit kepada para hamba-Nya dari kalangan para Rasul dan Nabi. Mereka tidak membedakan antara satu rasul dengan yang lainnya. Sehingga beriman kepada sebagian lalu mengingkari sebagian yang lain, akan tetapi bagi mereka semuanya sama, benar adanya, mengajak kepada kebaikan, yang memperoleh petunjuk, serta memberi petunjuk kepada jalan kebenaran, walaupun ada diantara mereka yang menghapus syari'at yang lainnya, namun, tentunya dengan izin-Nya.
 Sampai akhirnya, semua dihapus dengan syari'at Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, sebagai penutup para Nabi dan Rasul hingga tegak hari kiamat, syari'at ini berada pada agamanya. Dan senantiasa akan tetap ada sekelompok dari umatnya yang berada diatas kebenaran". 
Selanjutnya Allah ta'ala ber firman akan keadaan orang-orang yang beriman tadi:
وَقَالُواْ سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا
"Dan mereka mengatakan: "Kami dengar dan Kami ta'at." (QS. al-Baqarah/2: 285).
Maksudnya kami mendengar firman-Mu wahai Rabb kami, dan kami memahaminya, lalu kami mengerjakan serta mentaati dengan mengamalkan isi yang terkandung dalam firman-Mu.
Lalu mereka berdo'a:
غُفْرَانَكَ رَبَّنَا وَإِلَيْكَ الْمَصِيرُ
 "Ampunilah kami ya Tuhan kami dan kepada Engkaulah tempat kembali". (QS. al-Baqarah/2: 285).
Mereka memohon kepada Allah Shubhanahu wa Ta’ala ampunan, rahmat serta kasih sayang-Nya. Dan tempat kembali itu hanya kepada-Mu kelak pada hari pembalasan.
Kemudian Allah Shubhanahu wa Ta’ala mengatakan:
لاَ يُكَلِّفُ اللّهُ نَفْساً إِلاَّ وُسْعَهَا
"Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya". (QS. al-Baqarah/2: 286).
Diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, beliau menceritakan:
لَمَّا نَزَلَتْ عَلَى رَسُولِ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم (لِلَّهِ مَا فِى السَّمَوَاتِ وَمَا فِى الأَرْضِ وَإِنْ تُبْدُوا مَا فِى أَنْفُسِكُمْ أَوْ تُخْفُوهُ يُحَاسِبْكُمْ بِهِ اللَّهُ فَيَغْفِرُ لِمَنْ يَشَاءُ وَيُعَذِّبُ مَنْ يَشَاءُ وَاللَّهُ عَلَى كُلِّ شَىْءٍ قَدِيرٌ) قَالَ: فَاشْتَدَّ ذَلِكَ عَلَى أَصْحَابِ رَسُولِ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم فَأَتَوْا رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم ثُمَّ بَرَكُوا عَلَى الرُّكَبِ فَقَالُوا أَىْ رَسُولَ اللَّهِ كُلِّفْنَا مِنَ الأَعْمَالِ مَا نُطِيقُ الصَّلاَةُ وَالصِّيَامُ وَالْجِهَادُ وَالصَّدَقَةُ وَقَدْ أُنْزِلَتْ عَلَيْكَ هَذِهِ الآيَةُ وَلاَ نُطِيقُهَا.
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم: أَتُرِيدُونَ أَنْ تَقُولُوا كَمَا قَالَ أَهْلُ الْكِتَابَيْنِ مِنْ قَبْلِكُمْ سَمِعْنَا وَعَصَيْنَا بَلْ قُولُوا سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا غُفْرَانَكَ رَبَّنَا وَإِلَيْكَ الْمَصِيرُ. قَالُوا: سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا غُفْرَانَكَ رَبَّنَا وَإِلَيْكَ الْمَصِيرُ.
فَلَمَّا اقْتَرَأَهَا الْقَوْمُ ذَلَّتْ بِهَا أَلْسِنَتُهُمْ فَأَنْزَلَ اللَّهُ فِى إِثْرِهَا (آمَنَ الرَّسُولُ بِمَا أُنْزِلَ إِلَيْهِ مِنْ رَبِّهِ وَالْمُؤْمِنُونَ كُلٌّ آمَنَ بِاللَّهِ وَمَلاَئِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ لاَ نُفَرِّقُ بَيْنَ أَحَدٍ مِنْ رُسُلِهِ وَقَالُوا سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا غُفْرَانَكَ رَبَّنَا وَإِلَيْكَ الْمَصِيرُ) فَلَمَّا فَعَلُوا ذَلِكَ نَسَخَهَا اللَّهُ تَعَالَى فَأَنْزَلَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ (لاَ يُكَلِّفُ اللَّهُ نَفْسًا إِلاَّ وُسْعَهَا لَهَا مَا كَسَبَتْ وَعَلَيْهَا مَا اكْتَسَبَتْ رَبَّنَا لاَ تُؤَاخِذْنَا إِنْ نَسِينَا أَوْ أَخْطَأْنَا) قَالَ: نَعَمْ (رَبَّنَا وَلاَ تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِنَا) قَالَ نَعَمْ (رَبَّنَا وَلاَ تُحَمِّلْنَا مَا لاَ طَاقَةَ لَنَا بِهِ ) قَالَ: نَعَمْ (وَاعْفُ عَنَّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا أَنْتَ مَوْلاَنَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ) قَالَ: نَعَمْ
"Tatkala Allah ta'ala menurunkan firman-Nya yang bunyinya:
لِّلَّهِ مَا فِي السَّمَاواتِ وَمَا فِي الأَرْضِ
"Kepunyaan Allah-lah segala apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Dan jika kamu melahirkan apa yang ada di dalam hatimu atau kamu menyembunyikan, niscaya Allah akan membuat perhitungan dengan kamu tentang perbuatanmu itu. Maka Allah mengampuni siapa yang dikehandaki-Nya dan menyiksa siapa yang dikehendaki-Nya; dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu".  (QS. al-Baqarah/2: 284).
Maka para sahabat merasa berat akan hal tersebut, sehingga mereka mendatangi Rasulallah shallallahu ‘alaihi wa sallam kemudian mereka menderum diatas tunggangannya. Lalu berkata: "Wahai Rasulallah shallallahu ‘alaihi wa sallam, kami telah dibebani dengan amalan yang kami masih sanggup mengerjakannya, seperti sholat, puasa, jihad, dan sedekah. Dan sungguh telah diturunkan kepadamu ayat ini yang kami tidak sanggup untuk mengerjakannya. Maka Rasulallah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab: "Apakah kalian hendak meniru ucapan seperti yang dulu pernah diucapkan oleh ahli kitab (Yahudi dan Nashrani) sebelum kalian, yang mengatakan: 'Kami mendengar dan kami ingkari? Akan tetapi, ucapkanlah: 'Kami mendengar dan kami taat, ampunilah kami wahai Rabb kami dan kepada Engkaulah tempat kembali".
Lantas para sahabat mengatakan: "Kami mendengar dan taat, ampunilah kami wahai Rabb kami dan kepada Engkaulah tempat kembali". Dan manakala hal tersebut baru saja mereka lakukan, sampai kiranya belum kering lisan-lisan mereka, Allah ta'ala menurunkan setelah ayat tersebut, firman-Nya:
آمَنَ الرَّسُولُ بِمَا أُنزِلَ إِلَيْهِ مِن رَّبِّهِ وَالْمُؤْمِنُونَ كُلٌّ آمَنَ بِاللّهِ وَمَلآئِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ لاَ نُفَرِّقُ بَيْنَ أَحَدٍ مِّن رُّسُلِهِ وَقَالُواْ سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا غُفْرَانَكَ رَبَّنَا وَإِلَيْكَ الْمَصِيرُ
"Rasul telah beriman kepada al-Qur'an yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya. (mereka mengatakan): "Kami tidak membeda-bedakan antara seorangpun (dengan yang lain) dari rasul-rasul-Nya", dan mereka mengatakan: "Kami dengar dan Kami ta'at." (mereka berdoa): "Ampunilah kami ya Tuhan kami dan kepada Engkaulah tempat kembali."  (QS. al-Baqarah/2: 285).
Ketika mereka mematuhi dan mengerjakan hal tersebut, maka Allah menghapus dengan menurunkan ayat berikutnya:
لاَ يُكَلِّفُ اللّهُ نَفْساً إِلاَّ وُسْعَهَا لَهَا مَا كَسَبَتْ وَعَلَيْهَا مَا اكْتَسَبَتْ رَبَّنَا لاَ تُؤَاخِذْنَا إِن نَّسِينَا أَوْ أَخْطَأْنَا
"Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. (mereka berdoa): "Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah". (QS. al-Baqarah/2: 286).
Selanjutnya dijawab oleh Allah Ta'ala: 'Ya'.
Selanjutnya mereka berdo'a:
رَبَّنَا وَلاَ تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْراً كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الَّذِينَ مِن قَبْلِنَا
"Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami". (QS. al-Baqarah/2: 286).
Allah ta'ala menjawab: 'Ya'.
Lalu mereka berdo'a kembali:
رَبَّنَا وَلاَ تُحَمِّلْنَا مَا لاَ طَاقَةَ لَنَا بِهِ
"Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya". (QS. al-Baqarah/2: 286).
Allah Ta'ala menjawab: 'Ya'.
Kemudian mereka menutup do'anya:
وَاعْفُ عَنَّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا أَنتَ مَوْلاَنَا فَانصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ
"Beri ma'aflah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir."  (QS. al-Baqarah/2: 286).
Allah menjawab: 'Ya'. (HR. Muslim no: 125).
Didalam firmannya Allah Tabaraka wa Ta’ala:
لاَ يُكَلِّفُ اللّهُ نَفْساً إِلاَّ وُسْعَهَا
"Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya". (QS. al-Baqarah/2: 286).
Maksudnya Allah Shubhanahu wa Ta’ala tidak membebani seseorang diluar batas kemampuannya. Ini menunjukan tentang kasih sayangnya Allah Ta'ala kepada para makhluk-Nya, serta kebaikan yang diberikan pada mereka.
Kemudian Allah Shubhanahu wa Ta’ala berfirman:
لَهَا مَا كَسَبَتْ وَعَلَيْهَا مَا اكْتَسَبَتْ
"Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya". (QS. al-Baqarah/2: 286).
Artinya ia akan memperoleh pahala dari kebaikan yang dulu pernah dilakukan, begitu pula akan mendapat siksa atas perbuatan jeleknya. Dan semua itu, masih masuk pada kisaran amalan yang dibebankan pada mereka. Sebagaimana dijelaskan dalam sebuah hadits yang dikeluarkan oleh Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, bahwasannya Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
إِنَّ اللَّهَ تَجَاوَزَ عَنْ أُمَّتِي مَا حَدَّثَتْ بِهِ أَنْفُسَهَا مَا لَمْ تَعْمَلْ أَوْ تَتَكَلَّمْ
"Sesungguhnya Allah telah mengampuni atas umatku dari perkara yang baru timbul (terbesit) dalam hatinya selagi belum ia kerjakan atau bicarakan". (HR Bukhari no: 5269, Muslim no: 127)
Selanjutnya Allah Ta'ala berfirman menjelaskan keadaan orang-orang yang beriman tersebut:
رَبَّنَا لاَ تُؤَاخِذْنَا إِن نَّسِينَا أَوْ أَخْطَأْنَا
"(Mereka berdoa): "Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah". (QS. al-Baqarah/2: 286).
Maksudnya apabila kami meninggalkan kewajiban disebabkan karena lupa, atau jika kami mengerjakan perkara yang haram dalam keadaan lupa. Atau ketika kami keliru, sehingga salah dalam mengerjakannya, tidak sesuai dengan apa yang disyari'atkan disebabkan kebodohan kami. Diriwayatkan oleh Ibnu Majah sebuah hadits dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma, beliau berkata: "Rasulallah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda:
إِنَّ اللهَ وضع عَنْ أُمَّتِي : الْخَطَأُ وَالنِّسْيَانُ وَمَا اسْتُكْرِهُوا عَلَيْهِ
"Sesungguhnya Allah memberi keringanan atas umatku ketika salah, lupa dan perkara yang dipaksakan atas mereka". (HR Ibnu Majah no: 2043. Dinyatakan shahih oleh al-Albani dalam Shahih Ibni Majah 1/347 no: 1662)
Kemudian Allah Shubhanahu wa Ta’ala melanjutkan firman-Nya:
رَبَّنَا وَلاَ تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْراً كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الَّذِينَ مِن قَبْلِنَا
"Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami". (QS. al-Baqarah/2: 286).
Artinya Ya Allah janganlah kami dibebani dengan amalan-amalan yang berat, sekalipun kami masih mampu untuk melakukannya, sebagaimana Engkau syari'atkan pada umat-umat terdahulu sebelum kami dengan dibelenggu dan diikat. Sebagaimana Engkau mengutus Nabi-Mu Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, Nabi pembawa rahmat, yang telah Engkau jadikan sebagai ciri yang menonjol dalam syari'atnya, sebagaimana Engkau telah mengutusnya dengan membawa agama yang lurus, yang penuh dengan kemudahan dan toleransi.
Selanjutnya Allah Shubhanahu wa Ta’ala berfirman:
رَبَّنَا وَلاَ تُحَمِّلْنَا مَا لاَ طَاقَةَ لَنَا بِهِ
"Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya". (QS. al-Baqarah/2: 286).
Maksudnya dari beban kewajiban-kewajiban, musibah serta bencana. Janganlah Engkau beri kami musibah atau bencana dari perkara yang kami tidak sanggup menanggungnya.
Berikutnya Allah ta'ala berfirman:
وَاعْفُ عَنَّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا
"Beri ma'aflah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami". (QS. al-Baqarah/2: 286).
 Artinya ma'afkanlah kami dari dosa yang kami lakukan kepada-Mu, dari perkara yang Engkau telah mengetahuinya disebabkan kekurangan serta kekhilafan kami. Lalu ampunilah kami dari dosa yang kami kerjakan antara kami dan hamba-Mu. Janganlah Engkau perlihatkan atas mereka perbuatan buruk kami. Kemudian rahmatilah kami dari perkara yang akan datang, dan jangan Engkau cabut taufik-Mu disebabkan dosa yang lainnya.
Lalu Allah Ta'ala berfirman:
أَنتَ مَوْلاَنَا فَانصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ
"Engkaulah penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir."  (QS. al-Baqarah/2: 286).
Artinya Engkaulah tempat kembali dan sebagai penolong kami, hanya kepada-Mu kami bersandar, tempat memohon pertolongan, bertawakal, yang tidak ada daya serta kekuatan melainkan diri-Mu. Maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir. Yang mengingkari agama-Mu, serta mengingkari ke Esaan Dirimu, dan risalah yang dibawa oleh Nabi-Mu. Yang mana justru mereka menyembah kepada selain Dirimu dan menyekutukan-Mu didalam ibadah bersama yang lainnya. Maka tolonglah kami atas mereka, jangan jadikan kemenangan atas mereka di dunia dan diakhirat. 
Akhirnya kita ucapkan segala puji bagi Allah Shubhanahu wa Ta’ala Rabb semesta alam. Shalawat serta salam semoga Allah Shubhanahu wa Ta’ala curahkan kepada Nabi kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, kepada keluarga beliau serta para sahabatnya.[]

Download: Tafsir Al Qur'an Surat Al Baqoroh ayat 285-286

Buka Juga Link Pustaka di Bawah

  1. Tafsir Surat Al Insyiqooq
  2. Tafsir Surat Muthaffifin
  3. Tafsir Surat Al Infithaar
  4. Tafsir Surat At Takwir
  5. Tafsir Surat An Nazi’at
  6. Tafsir Surat An Naba’
  7. Tafsir Surat Abasa
  8. Tafsir Surat YaaSiin

    Tidak ada komentar :

    Google PageRank Checker Powered by  MyPagerank.Net