ISLAM DAN KERJA
Oleh: Sonin
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ أَمَرَنَا بِاْلاِعْتِصَامِ بِحَبْلِ
اللهِ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ
وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ لاَ نَبِيَّ بَعْدَهُ.
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى
مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَ هُدَاهُ. أَمَّا بَعْدُ؛
فَيَا عِبَادَ اللهِ،
أُوْصِيْكُمْ بِتَقْوَى اللهِ، فَقَالَ اللهُ تَعَالَى: يَاأَيُّهاَ الَّذِيْنَ
ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ
مُّسْلِمُوْنَ.
Ma’asyiral Muslimin Sidang Jum’at Rahimakumullah.
Alhamdulillah, kita bersyukur ke khadirat Allah SWT. yang mana atas rahmat dan
izin-Nya jualah, sehingga
dapatlah pada hari ini, kembali kita bersama-sama berhimpun di majelis Jum’at yang mulia ini,
guna melaksanakan serangkaian
ibadah Jum’at di masjid yang
suci dan mulia ini.
Hadirin Jamaah Jumat Rahimakumullah.
Islam adalah agama Allah yang
sangat mementingkan amal-amal manusia sebab setiap amal baik dalam agama
dinilai ibadah. Istilah amal mencakup segala perbuatan manusia disegala bidang
kehidupannya, seperti amal-amal lisan, perseorangan, keluarga, kelompok,
masayarakat, agama dan negara.
Saudara-saudara yang insyaAllah
dirahmati oleh Allah Swt.
Kita ketahui bahwa Nabi Muhammad SAW amat menekankan fakta, bahwa pada dasarnya
manusia itu diciptakan untuk bergerak, berjuang dan beramal (yakni bekerja) di
bumi ini, Nabi menegaskan bahwa umat manusia adalah umat nan satu bagi masyarakat
pengamal (pekerja) nan satu pula kemenangan dan kemegahan mereka lewat beramal,
beramal sekali lagi beramal atau dengan istilah di Indonesia: bekerja, bekerja
dan bekerja.
Nabi sampai menyatakan tentang
diriya sendiri. “Wahai umatku, bekerjalah
sesuai dengan kesanggupan kalian masing-masing, akupun juga bekerja.”
Ini adalah gambaran dari apa yang
dilakkan oleh Nabi Muhammad SAW. Kemudian jika kit amemperhatikan Riwayat Hidup
Rasulullah SAW maka jelas disana beliau adalah seorang pekerja yang tidak kenal
lelah. Disamping melakukan ibadah da kegiatan Dakwah Islamiyah, beliau tidak
henti-hentinya bekerja, bekerja dan selama hayat dikandung badan, kelihatan dalam
riwayat hidupnya, bahwa beliau terus bekerja dan terus menerus beramal.
Denga posisinya yang sangat
tinggi, beliau tidak pernah nampak sebagai orang yang hanya duduk diatas saja
dan melihat segala-galanya sebagai seorang pembesar saja. Beliau lain dari pada
yang lain dalam posisi dan tingkah lakunya, beliau malah memerah sendiri susu
kambingnya, dan mengembala sendiri kambingnya, yang jauh dari kota, beliau
menambal sendiri pakaiannya, membersihkan rumah, menyapu lantai, memelihara
unta, membantu sang istri dirumah.
Sebagai pekerja beliau turut pula
bekerja membantu pembangunan Masjid dan bersama-sama kawan yang lain turut
menggali selokan (parit( disekeliling kota Madinah, beramal bekerja dan
memburuh, demikian dtegaskan, adalah sama mulianya dengan apapun yang lain.
Maka baik sebagai Kepala Negara dan panglima perang, maupun sebagai Nabi dan
Rasulullah beliau tiada pernah memandang rendah, apalagi menganggap hina,
pekerjaaan apapun yang diperbolehkan Agama, betapapun sederhana dan rendah.
Dengan demikian Nabi SAW telah
mendirkan satu Orde Sosial, dmana sang buruh pembuat jalan, penebang kayu,
pencari dan memikul air, tukang sepatu dan menyapu lantai ataupun pembersih
jalan, semua mereka itu tanpa kecuali diperlakukan sama dengan seorang Saudagar
besar ataupun pegawai tinggi. Lebih-lebih lagi semua mereka itu adalah pula
anggota-anggota Ukhuwwah Islamiyah dari Dauah Islamiyah yang untuk pertama kali
didirikan Rasulullah SAW.
Allah akan memei kehormatannya,
itu adalah lebih baik baginya dari pada ia harus meminta-minta.
Hadis-hadis nabi penuh dengan contoh
yang menunjukkan betapa dalam Islam ummat manusia itu diangkat dalam kemuliaan
dan martabatnya.
“Seoerang penyembelih hewan atau penjual
daging, tukang emas, pandai besi, penjahit baju, penenun atau tukang kayu,
semuanya adalah sama-sama terhormat “ (Bukhari)
Malah seorang pelayan dan tuannya
ditempatkan pada tingkat yang sama, bahwa, “adalah dianjurkan kepada tuan
rumahdan pelayan bersantap pada meja yang sama”.
Dalam Islam orang malah tidak
bisa mengimpikan satu pekerjaan yang dipaksakan ataupun tidak diberi bayaran.
Dalam Islam seorang pekerja dan majikannya dipandang sebagai dua pihak yang
membuat kontrak atau perjanjian, dan masing-masing terikat oleh syarat-syarat
perjanjian itu. Dalam hal ini Nabi SAW dalam salah satu haditsnya telah
menegaskan, bagaimana salah seorang dari tga yang nanti bertanggung jawab berat
pada Allah adalah: “Orang yang mempekerjakan seorang pelayan (dirumanya) dan
memperoleh pelayanan sebagaimana dharap-harapkan dari padanya, tetapi ia
kemudiantidak membayar upahnya itu sepenuhnya pula”.
Dan mengenai para pengolah tanah,
Islam amatlah lapang, bermurah hati, dan memberikan posisi yang amat menguntungkan
bagi mereka itu, Isam amat mendorong ummatnya supaya giat melakukan pengolahan
tanah dan menanaminya dengan pohon-pohon kayu dan tumbuh-tumbuhan atau
mencocokinya denga aneka macam tanaman yang berguna. Maka dikatakannya oleh
Nabi SAW:
“ Tidak ada seorang Muslim yang
menanam pohon atau mengolah tanah, emudian burung-burung atau manusia ataupun
hewan memakan dari padanya, malainkan itu menjadi shodaqoh (yakni amal shalah
atau ibadah) baginya (HR. Bukhari)”
“Barang siapa mengolah tanah yang
bukan miliknya seseorang, maka dialah yang lebih berhak atasnya. (Bukhari)
Maka jika kita perhatikan riwayat
hidup Rasulullah SAW dan mengikuti ayat-ayat tertentu dari Al Qur’an dan
Hadits-hadits Nabi, niscaya akan kita ketahui , bahwa lama sebelum bangsa lain
berteriak –teriak menyerukan “Hai kaum pekerja” ataupun “Hai kaum Buruh dunia!”
Agama Islam yang enjadi pandangan hidup, tujuan hidup dan tata cara hidup dari
ummat Islam sedunia, sungguh telah lebih dalu mnejdi contoh bagi kau pekerja,
buruh, petani, atau karyawan-karyawan dari segala suku dan bangsa di dunia yang
fana ini. Islamlah yang sanggup memberi satu keseimbangan hidup.
Semoga apa yang kami sampakan
tadi dapat bermanfaat bagi kita semua, aamiin...
بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ
الْعَظِيْمِ. وَنَفَعَنِي وَاِيِّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ
الْحَكِيْمِ. وَتَقَبِّلَ الله مِنِّي وَمِنْكُمْ تِلاوَتَهُ اِنَّهُ
هُوَاالسَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. أقُوْلُ قَوْلِي هَذا وَأسْتَغْفِرُوا اللهَ
الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ
وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ
الرَّحِيْمُ.
LINK TERKAIT
Tidak ada komentar :
Posting Komentar