ASSALAMU'ALAIKUM WAROHMATULLAHI WABAROKAATUH ...

Daftar Isi My Blog

23.12.16

SIKAP ORANG MUSLIM MENYONGSONG TAHUN BARU MASEHI



SIKAP MENYONGSONG TAHUN BARU MASEHI

اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ أَمَرَنَا بِاْلاِعْتِصَامِ بِحَبْلِ اللهِ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ لاَ نَبِيَّ بَعْدَهُ.
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَ هُدَاهُ. أَمَّا بَعْدُ؛
فَيَا عِبَادَ اللهِ، أُوْصِيْكُمْ بِتَقْوَى اللهِ، فَقَالَ اللهُ تَعَالَى: يَاأَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ.
Kaum muslimin sidang jum'at yang berbahagia.
Mari kita pnjatkan puja dan puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan banyak kenikmatan terutama nikmat Iman dan Islam, Selanjutnya Shalawat dan Salam kita Sanjungkan Kepada Nabi Kita Muhammad Saw, semoga kita tetap Istiqomah atas ajaran-ajaran beliau, dan akhirnya mendapatkan Syafaatnya di yaumul Akhir nanti, amiin.

Kaum muslimin sidang jum'at yang berbahagia.
Kini kita semua berada di penghujung tahun masehi, 8 hari lagi  tahun lama meninggalkan kita, dan akan datang tahun baru. Ini menunjukkan bahwa usia kita akan bertambah satu tahun lagi. Dengan bertambahnya usia, hari demi hari, bulan demi bulan, tahun demi tahun, menunjukkan pula bahwa jatah hidup kita makin berkurang hingga ajal kita datang, karena itu kita perlu intropeksi diri.
Akan tetapi, selama ini fenomena di masyarakat kita yang mayoritas Islam, melakukan perayaan menyambut Tahun Baru Masehi sudah ikut-ikutan cara umat agama lain. Dimana, masyarakat yang bukan Islam lebih dominan dalam perayaan tersebut melakukan hura-hura, berfoya-foya, minum minuman keras, dan lainnya. Kondisi ini yang sebagian besar umat Islam mengikutinya tanpa tahu apa maksud dari itu. Tragisnya lagi, generasi muda saat ini bahkan tak terlalu menghiraukan Tahun Baru Hijrah, tapi kalau masuk Tahun Baru Masehi para remaja negeri ini mempersiapkan segala sesuatu untuk perayaannya bersama teman-teman, ada di cafe, tempat hiburan, lapangan yang gelap dan bakar ayam untuk hura-hura, banyak lagi cara lainnya yang tidak sesuai dengan ajaran Islam itu sendiri.
Umat Islam seharusnya menyambut masuknya Tahun Baru Masehi dengan mengintropeksi diri (muhasabatun nafsi),
Bahkan dengan muhasabatun nafsi, kita dapat mengetahui hakikat dan persoalan diri kita secara pasti, amal yang kita lakukan dan bertambahnya kapasitas diri serta bekal menuju perjalanan akhirat kita yang amat panjang dan pasti.
Dalam hal ini Khalifah Umar ra. Pernah Berkata:
حَاسِبُوْا أَنْفُوْسَكُمْ قَبْلَ أَنْ تُحَاسَبُوْا
(Hisablah, hitung-hitung diri kamu sebelum kamu dihisab oleh Allah SWT.)
Ma’âsyiral muslimîn rahîmakumullâh
Ada tiga perkara yang perlu kita hisab, kita hitung-hitung dalam kehidupan ini:
Yang pertama, Masalah Dien, Agama kita, yakni Al-Islam. Pertanyaan-pertanyaan berikut ini pantas kita arahkan pada diri kita: Sudah sejauh mana kita memahami dan mengamalkan ajaran agama kita?
Terkait masalah Dien ini, kita harus selalu menanamkan dalam diri kita spirit dan semangat belajar, belajar dan belajar. Karena Dienul Islam itu adalah ilmu, sedangkan ilmu tidak akan didapat kecuali dengan belajar dan mempelajarinya.
Ma’âsyiral muslimîn rahîmakumullâh
Yang kedua, Masalah dunia kita. Dalam masalah kehidupan dunia, ada 3 hal yang perlu kita hisab:
1.    Bagaimana kita menyikapi kehidupan dunia ini? Apakah kita mencintainya dan kita jadikan ia menjadi tujuan hidup kita? Ataukah berbagai fasilitas kehidupan ini, termasuk uang, rumah, kendaraan yang kita miliki, kita letakkan hanya sebagai sarana kehidupan dan kita tidak mencintainya melebihi cinta pada Allah dan Rasul-Nya? Ingat! Rasulullah mengajarkan kepada kita bahwa zuhud pada dunia adalah kunci mendapat cinta Allah.
2.    Dari mana asal usul semua harta yang kita miliki? Apakah harta yang kita miliki benar-benar berasal dari sumber yang halal dan tidak sedikitpun tercampur dengan yang haram seperti riba, menipu, mencuri dan sebagainya, atau syubhat (belum jelas halal atau haram). Harta yang haram dan syubhat menyebabkan hati kita sakit dan bahkan bisa mati serta do’a kita tidak dikabulkan Allah. Pada akhirnya, di dunia kita kehilangan barokah hidup dan di akhirat kita akan dilemparkan Allah ke dalam neraka. Sebab itu, Allah dan Rasul-Nya menyuruh kita agar memakan, meminum dan memakai dari sumber yang halal dan dari benda dan jenis yang dihalalkan.
3.    kemana kita belanjakan dan manfaatkan harta yang Allah anugerahkan pada kita? Kendati harta yang kita dapatkan dengan cara yang halal dan jenisnya pun halal, bukan berarti kita dibolehkan semau kita dalam membelanjakan dan memanfaatkannya. Islam mengatur sistem belanja, distribusi dan pemanfaatan harta kita. Harta tersebut pada hakikatnya Allah titipkan kepada kita agar menjadi modal kita untuk kepentingan akhirat kita.
Sebab itu, Allah memotivasi kita agar harta yang Allah anugerahkan itu kita infakkan/belanjakan di jalan-Nya setelah kita keluarkan kewajiban yang ada di dalamnya seperti zakat, nafkah, infaq, shadaqah, wasiat dan sebagainya.

Ma’âsyiral muslimîn rahîmakumullâh
Yang ketiga, Masalah akhirat yang akan menjadi tempat tinggal kita selama-lamanya. Terkait masalah akhirat ini hanya ada dua kata: Ikhlaskan niat kita hanya karena Allah dalam semua kata dan amal ibadah yang kita lakukan, dan lakukan amal shaleh sebanyak mungkin yang dapat kita lakukan.
Untuk itu, hidup kita harus berorientasi akhirat dan jangan sampai kita lebih mencintai dunia ketimbang akhirat, karena dunia semua isinya akan musnah, termasuk jasad kita sendiri, sedangkan akhirat adalah kekal abadi. Di samping itu, jadikanlah sukses akhirat sebagai standar kesuksesan yang hakiki.
Allah SWT menjelaskan:
كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ وَإِنَّمَا تُوَفَّوْنَ أُجُورَكُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَمَنْ زُحْزِحَ عَنِ النَّارِ وَأُدْخِلَ الْجَنَّةَ فَقَدْ فَازَ وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا مَتَاعُ الْغُرُورِ (آل عمران : 185)
 “Semua yang bernyawa pasti mati. Nanti pada hari kiamat (akhirat) akan disempurnakan pahala kalian. Siapa yang dijauhkan (pada hari itu) dari neraka dan dimasukkan ke dalam syurga, maka sungguh dialah yang sukses. Dan tidak adalah kehidupan dunia ini melainkan kenikmatan yang menipu”. (Ali-Imran: 185)

Ma’âsyiral muslimîn rahîmakumullâh
Mari kita syukuri nikmat umur yang telah Allah anugerahkan kepada kita sehingga kita dapat menghirup udara segar di tahun ini dengan melakukan Muhasabatun nafsi. Semoga Allah bantu kita, dan mudahkan kita dalam melakukan upaya meningkatkan kualitas dien, dunia dan akhirat kita, amin.
Selain Muhasabtun Nafsi, Perbanyak bergaul dengan Ulama yang selalu mengajak kita untuk menigkatkan rasa takwa kepada Allah SWT. sehingga kita terhindar dari perbuatan yang mubazir. Karena dalam kitab suci Al Quran sudah jelas disampaikan kepada kita bahwa Allah membenci orang yang berlebihan dan mubazir.
Boleh saja kita ungkapkan rasa syukur kita terhadap pergantian tahun ini dengan membakar ayam dan berkumpul bersama teman-teman, tapi lakukan dengan lebih yang dilegalkan ajaran Islam, jangan sampai terjebak ke cara sesat yang berujung ke maksiat. Lakukan dengan penuh rasa syukur misalnya dengan bakar ayam bersama anak yatim, pengajian remaja di masjid dan sebagainya. Ini jauh lebih baik dari pada menonton aksi-aksi syirik dan kemaksiatan yang dilakukan kaum bukan Islam dalam menyambut tahun baru ini.

Dengan khutbah singkat ini, semoga kita dan anak-anak kita bisa paham bagaimana memaknai Tahun Baru Masehi. Memang perhitungan tanggal Masehi milik semua umat, baik Kristen, Hindu, Budha, maupun Islam. Jadi, berbeda agama berbeda pula cara pandangnya dalam menyambut datangnya Tahun Baru Masehi. Ada yang mengungkapkan dengan meniup terompet, kembang api, pasang tanduk seperti syetan di kepalanya yang berkerlap kerlip, bakar ayam, pesta dengan minum minuman khomar, dan lainnya. Dalam perbedaan inilah kita dan anak muda mudi kita di tuntut untuk lebih selektif dalam memaknai penyambutan tahun baru.
Dan akhirnya semoga Allah Swt selalu membimbing kita kejalan yang benar, Amiin. ya Robbal ‘alamin.
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ، وَتَقَبَلَّ اللهُ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ، إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ. فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.

Tidak ada komentar :

Google PageRank Checker Powered by  MyPagerank.Net