Oleh: Ustadz Said Yai Ardiansyah, Lc.MA حفظه الله
TEKS AYAT
إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا
مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ وَالْمُشْرِكِينَ فِي نَارِ جَهَنَّمَ خَالِدِينَ فِيهَا أُوْلَئِكَ
هُمْ شَرُّ الْبَرِيَّةِ. إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ أُوْلَئِكَ
هُمْ خَيْرُ الْبَرِيَّةِ. جَزَاؤُهُمْ عِندَ رَبِّهِمْ جَنَّاتُ عَدْنٍ تَجْرِي مِن
تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا أَبَداً رَّضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا
عَنْهُ ذَلِكَ لِمَنْ خَشِيَ رَبَّهُ
Sesungguhnya orang-orang yang kafir
dari kalangan Ahli Kitab dan orang-orang musyrik (akan masuk) ke neraka
Jahannam, mereka kekal di dalamnya. Mereka itu adalah seburuk-buruk makhluk.
Sesungguhnya orang-orang yang
beriman dan mengerjakan amal shalih, mereka itu adalah sebaik-baik makhluk.
Balasan mereka
di sisi Rabb mereka ialah surga 'Adn yang mengalir di bawahnya sungai-sungai. Mereka kekal di dalamnya selama-lamanya.
Allah ridha terhadap mereka dan mereka pun ridha kepada-Nya. Yang demikian itu
adalah (balasan) bagi orang yang takut kepada Rabbnya." (QS.Al-Bayyinah/98:6-8)
TAFSIR RINGKAS
Setelah Allah Azza
wa Jalla menjelaskan agama yang haq yang bisa menyelamatkan (seseorang)
dari azab dan bisa mendapatkan kenikmatan yaitu agama islam (pada ayat
sebelumnya), Allah Azza wa Jalla
mengabarkan bahwa orang-orang yang kafir (ingkar) kepada-Nya, baik dari
kalangan Ahli Kitab dan orang-orang musyrik, mereka berada di neraka Jahannam,
mereka kekal di dalamnya.
Ini adalah hukum Allah Azza wa Jalla kepada mereka karena mengingkari kebenaran dan
berpaling darinya setelah datang kepada mereka bukti dan mereka mengenal jalan
yang lurus. Mereka
beralih dari kebenaran tersebut dengan rasa ridha terhadap kebatilan dan rasa
puas terhadap kekafiran dan kesyirikan sebagai ganti dari keimanan dan
ketauhidan. Mereka adalah orang-orang kafir dan pelaku dosa. Mereka adalah
seburuk-buruk makhluk. Ini adalah makna dari firman Allah,
إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا
مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ وَالْمُشْرِكِينَ فِي نَارِ جَهَنَّمَ خَالِدِينَ فِيهَا أُوْلَئِكَ
هُمْ شَرُّ الْبَرِيَّةِ
"Sesungguhnya
orang-orang yang kafir dari kalangan Ahli Kitab dan orang-orang musyrik (akan
masuk) ke neraka Jahannam, mereka kekal di dalamnya. Mereka itu adalah seburuk-buruk
makhluk."
Sebagaimana
Allah Azza wa Jalla telah mengabarkan
bahwa orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan mengamalkan agama
Islam, kemudian mereka mengerjakan kewajiban-kewajiban, menjauhi
larangan-larangan, bersegera dalam kebaikan-kebaikan dan amalan-amalan shalih,
mereka adalah sebaik-baik makhluk. Allah Azza
wa Jalla berfirman,
إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا
وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ أُوْلَئِكَ هُمْ خَيْرُ الْبَرِيَّةِ
"Sesungguhnya
orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shalih, mereka itu adaiah
sebaik-baik makhluk."
Perkataan
Allah Azza wa Jalla, "Balasan
mereka di sisi Rabb mereka," maksudnya, mereka yang beriman kepada
Allah Azza wa Jalla, Rasul-Nya
Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam
dan apa-apa yang Beliau bawa berupa petunjuk dan agama yang haq, mereka adalah
sebaik-baik makhluk.
Perkataan
Allah, جَزَاؤُهُمْ عِندَ رَبِّهِمْ "Balasan mereka di sisi Rabb
mereka"
terjadi ketika mereka bertemu dengan Allah dan itu terjadi setelah kematian, جَنَّاتُ عَدْنٍ تَجْرِي
مِن تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ
"ialah
surga 'Adn yang mengalir di bawahnya sungai-sungai," maksudnya adalah taman-taman yang
mereka tinggal selamanya di dalamnya, mereka tidak akan keluar darinya dan
tidak akan pernah mati.
Perkataan
Allah Azza wa Jalla: رَّضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ
وَرَضُوا عَنْهُ
"Allah ridha terhadap mereka dan mereka pun ridha kepada-Nya."
Allah ridha kepada mereka karena keimanan dan ketaatan mereka dan mereka ridha
kepada Allah karena apa yang telah Allah karuniakan dan berikan kepada mereka
berupa kenikmatan yang abadi di Darussalaam (Negeri Keselamatan/surga).
Perkataan
Allah Azza wa Jalla, ذَلِكَ لِمَنْ خَشِيَ
رَبَّهُ
"Yang
demikian itu adalah (balasan) bagi orang yang takut kepada Rabbnya." Balasan yang disebutkan tersebut
adalah balasan yang besar karena di sana dikumpulkan kebahagiaan ruh dan
kebahagiaan badan secara bersamaan. Itu balasan bagi hamba yang takut kepada
Rabb-nya dan tidak bermaksiat kepada-Nya sampai bertemu Allah Azza wa Jalla setelah wafatnya. Apabila dia
bemaksiat pada suatu hari, maka dia bertaubat dan jika dia salah maka dia kembali.
Begitu seterusnya sampai dia wafat dalam keadaan taat dan bukan dalam keadaan
bermaksiat."[1]